Jikakita sadari dalam batin bahwa itu adalah perbuatan Allah melalui tangan hambaNya, maka itulah Dzikir Af'al. Yakni melihat, menyadari, dan menyaksikan perbuatan Allah atas segala apapun. Contohnya lagi, ketika ada seorang pengemis yang datang kepada kita. Apakah itu Af’al al-Qulub? Pernahkah anda mendengar istilah Af’al al-Qulub dalam ilmu Nahwu? Dari namanya kita bisa menebak bahwa ia adalah fi’il yang berhubungan dengan hati, tapi apa sebenarnya af’al al-qulub itu? Pengertian Af’al al-Qulub Af’al al-Qulub berasal dari kata af’al pekerjaan-pekerjaan dan al-qulub beberapa hati. Ia merupakan fi’il yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin hati yang me-nashab-kan dua maf’ul yang berasal dari susunan mubtada’ khabar. BACA JUGA FI’IL MUTA’ADDI DAN FI’IL LAZIM Af’al al-Qulub berjumlah 14, di antaranya adalah رَأَى ,عَلِمَ ,دَرَى ,وَجَدَ ,أَلْفَى ,تَعَلَّمْ ,ظَنَّ ,خَالَ ,حَسِبَ ,جَعَلَ ,حَجَا ,عَدَّ ,زَعَمَ ,هَبْ Fi’il-fi’il ini disebut sebagai “Af’al al-Qulub” karena ia merupakan pekerjaan yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin, maka dari itu, makna-maknanya berada pada hati al-qulub. Namun tidak semua fi’il qalbiy yang berhubungan dengan hati me-nashab-kan dua maf’ul, melainkan di antaranya ada yang me-nashab-kan satu maf’ul seperti عَرَفَ dan فَهِمَ tahu dan paham. Dan adapula yang berhukum lazim tidak memiliki maf’ul seperti حَزُنَ dan جَبُنَ sedih dan takut. Adapun yang dimaksud dengan asal maf’ul merupakan mubtada’ khabar bisa kita lihat pada contoh di bawah ini ظَنَنْتُ زَيْدًا مُسَافِرًا Aku mengira Zaid adalah orang bepergian Contoh di atas berasal dari susunan mubtada’ khobar berikut زَيْدٌ مُسَافِرٌ Zaid adalah orang yang bepergian Menghapus kedua atau salah satu maf’ul Af’al al-Qulub Tidak boleh menghapus kedua maf’ul atau salah satu maf’ul af’al al-qulub dengan alasan iqtishar merasa cukup, dalam artian tanpa dalil. Namun jika ada dalil dengan alasan ikhtishar, yakni meringkas, maka boleh menghapus kedua maf’ul atau salah satunya. Contoh terhapusnya dua maf’ul karena ada dalil adalah sebagai berikut Ketika ada yang bertanya هَلْ ظَنَنْتَ خَالِدًا مُسَافِرًا؟ Apakah kamu mengira khalid adalah orang yang bepergian? Kemudian yang ditanya menjawab ظَنَنْتُ Aku telah mengira Maksudnya adalah ظَنَنْتُهُ مُسَافِرًا Aku telah mengiranya khalid orang yang bepergian Ada juga contoh dari al-Qur’an أَيْنَ شُرَكَاءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ – القصص 62 Artinya Di mana sekutu-sekutuKu yang engkau yakini اي كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَهُمْ شُرَكَاءِيْ Maksudnya kamu yakin mereka sekutu-sekutuKu Dan contoh dari kata-kata bijak مَنْ يَسْمَعْ يَخَلْ Barangsiapa mendengar maka menyangka اي يَخَلْ مَا يَسْمَعُهُ حَقًّا Maksudnya menyangka apa yang ia dengar sebagai kebenaran Sedangkan contoh terhapusnya satu maf’ul karena ada dalil sebagai berikut Ketika ada yang bertanya هَلْ تَظُنُّ أَحَدًا مُسَافِرًا؟ Apakah kamu mengira seseorang adalah orang yang bepergian? Kemudian seseorang menjawab أَظُنُّ خَالِدًا Aku mengira Khalid اي أَظُنُّ خَالِدًا مُسَافِرًا Maksudnya Aku mengira Khalid adalah orang yang bepergian Namun jika tidak ada dalil yang menunjukkan pada maf’ul yang terhapus maka tidak diperbolehkan menghapus kedua maf’ul atau salah satunya. Inilah pendapat shahih dari beberapa madzhab ulama’ nahwu. Macam-macam Af’al al-Qulub Kemudian, af’al al-qulub dibagi menjadi dua macam Pertama, af’al al-yaqin أفعال اليقين, yang menunjukkan pada keyakinan kepercayaan yang mantap. Kedua, af’al adh-dhann أفعال الظنّ, yang menunjukkan pada dugaan cenderung/condong pada salah satu kemungkinan. Af’al al-Yaqin أفعال اليقين Af’al al-yaqin أفعال اليقين ada 6, yaitu رَأَىعَلِمَدَرَىتَعَلَّمْوَجَدَأَلْفَى Adapun penjelasannya sebagai berikut 1. رَأَى رَأَى yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan meyakini نحو رَأَيْتُ زَيْدًا مُعَلِّمًا Aku tahu dan yakin bahwa Zaid adalah seorang guru Tidak ada perbedaan antara keyakinan yang sesuai dengan kenyataan dan keyakinan yang berdasar atas kepercayaan yang mantap saja, walaupun keyakinan tersebut berbeda dengan kenyataan. Karena keyakinan itu dinisbatkan/dikembalikan kepada orang yang memiliki keyakinan tersebut. Sebagaimana contoh dalam al-Qur’an. إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيْدًا ۝ وَنَرٰىهُ قَرِيْبًا ۝ – المعارج ٧-٦ Artinya Sesungguhnya mereka orang-orang kafir meyakininya ba’ts/kebangkitan jauh tercegah dan kita meyakininya ba’ts dekat terjadi/nyata. رَأَى yang bermakna selain عَلِمَ وَاعْتَقَدَ رَأَى yang bermakna الْحِلْمِيَّة bermimpi juga me-nashab-kan dua maf’ul. رَأَى ini memiliki mashdar الرُّأْيَا mimpi/penglihatan saat tidur dan me-nashab-kan dua maf’ul karena juga termasuk pekerjaan yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin. Contohnya sebagai berikut إِنِّيْ أَرٰىنِيْ أَعْصِرُ خَمْرًا – يوسف ٣٦ Artinya Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras khamr Maf’ul yang pertama pada contoh ayat tersebut adalah ya’ mutakallim dan maf’ul keduanya adalah jumlah “أَعْصِرُ خَمْرًا” Namun jika رَأَى adalah بَصَرِيَّة yang bermakna “أًبْصَرَ وَرَأَى بِعَيْنِهِ melihat dengan matanya”, maka ia hanya muta’addi pada satu maf’ul. نحو رَأَيْتُ زَيْدًا Aku telah melihat Zaid رَأَى yang bermakna “إِصَابَةُ الرِّئَةِ” mengenai paru-paru juga muta’addi pada satu maf’ul. نحو ضَرَبَهُ فَرَأَىهُ Aku memukulnya lalu aku mengenai paru-paru-nya 2. عَلِمَ عَلِمَ yang bermakna اعْتَقَدَ yakin muta’addi sampai dua maf’ul. نحو فَإِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ – الممتحنة ١٠ Artinya “Lalu jika kalian yakin bahwa mereka perempuan-perempuan berhijrah adalah orang-orang beriman…” عَلِمَ yang bermakna selain اعْتَقَدَ Apabila عَلِمَ bermakna عَرَفَ mengerti maka ia hanya muta’addi sampai dengan satu maf’ul. نحو عَلِمْتُ الْأَمْرَ Aku telah mengetahui perkara tersebut وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا – النحل ٧٨ Artinya “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dengan keadaan kalian tidak mengetahui sesuatu” Dan apabila عَلِمَ bermakna شَعَرَ , أَحَاطَ , أَدْرَكَ merasa, meliputi, dan menyampaikan maka ia muta’addi sampai satu maf’ul dengan dirinya sendiri atau dengan perantara huruf ب ba’. نحو عَلِمْتُ الشَّيْئَ / عَلِمْتُ بِالشَّيْئِ Aku telah merasakan sesuatu 3. دَرَى دَرَى yang bermakna عَلِمَ عِلْمَ اعْتِقَادٍ mengetahui dengan pengetahuan keyakinan me-nashab-kan dua maf’ul sebagaimana contoh berikut دَرَيْتُكَ مُجْتَهِدٌ Aku telah mengetahui dengan pengetahuan keyakinan bahwa kamu adalah orang yang rajin Atau bisa kita lihat pada contoh syiir bahar thawil berikut دُرِيْتَ الْوَفِيَّ الْعَهْدَ يَا عَمْرُو فَاغْتَبِطْ فَإِنَّ اغْتِبَاطًا بِالْوَفَاءِ حَمِيْدُ Artinya Telah diketahui dengan pengetahuan keyakinan bahwa engkau adalah orang yang menepati janji Wahai Amr, maka bergembiralah! Sesungguhnya bergembira sebab memenuhi janji itu terpuji Catatan Pada syair tersebut memang “دَرَى” bentuknya bina’ majhul sehingga “تَ” pada “دُرِيْتَ” adalah maf’ul pertama yang berdiri sebagai naib fa’il dan “الْوَفِيَّ” adalah maf’ul kedua yang berdiri sebagai maf’ul pertama. Namun yang sering kali dilakukan pada penggunaan “دَرَى” adalah ia muta’addi kepada satu maf’ul dengan perantara huruf ba’, misalnya دَرَيْتُ بِالشَّيْءِ aku mengetahui sesuatu. دَرَى dengan makna lain Namun apabila دَرَى bermakna “خَتَلَ” memperdaya, maka ia muta’addi sampai satu maf’ul saja, misal دَرَيْتُ الصَّيْدَ aku telah memperdaya binatang buruan. Dan apabila دَرَى bermakna “حَكَّ” menggaruk/menyisir, maka ia juga muta’addi sampai satu maf’ul saja. Misalnya دَرَيْتُ رَأْسِيْ بِالْمِدْرَى aku telah menyisir kepalaku dengan sisir. 4. تَعَلَّمْ تَعَلَّمْ yang bermakna اعْلَمْ وَاعْتَقِدْ ketahuilah dan yakinlah! muta’addi sampai dua maf’ul. Sebagaimana pada syi’ir bahar thawil berikut نحو تَعَلَّمْ شِفَاءَ النَّفْسِ قَهْرَ عَدُوِّهَا فَبَالِغْ بِلُطْفٍ فِي التَّحَيُّلِ وَالْمَكْرِ Yakinlah! sembuhnya hati itu menundukkan musuhnya Maka sampaikanlah dengan lembut dalam siasat dan muslihat Namun penggunaan تَعَلَّمْ dengan diikuti “أَنَّ وَصِلَتُهَا” anna dan shilah/jumlah yang terhubung dengannya lebih banyak dan lebih masyhur. Misalnya pada syiir bahar wafir berikut تَعَلَّمْ أَنَّ خَيْرَ النَّاسِ مَيْتٌ عَلَى جِفْرِ الْهَبَاءَةِ لَا يَرِيْمُ Yakinlah sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah orang mati Yang tidak meninggalkan Jifr al-Haba’ah rawa di Negara Ghathfan تَعَلَّمْ dengan makna lain Apabila تَعَلَّمْ merupakan amr/perintah dari fiil “تَعَلَّمَ يَتَعَلَّمُ” belajar maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ وَعَلِّمُوْهَا النَّاسَ Belajarlah Bahasa Arab dan ajarkanlah Bahasa Arab tersebut kepada manusia! 5. وَجَدَ وَجَدَ yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan yakin muta’addi sampai dua maf’ul. Sedangkan mashdar dari fi’il ini adalah الْوُجُوْدُ وَالْوِجْدَانُ . نحو وَجَدْتُ الصِّدْقَ زِيْنَةَ الْعُقَلَاءِ Aku yakin dengan pengetahuan keyakinan bahwa kejujuran adalah perhiasan orang-orang yang berakal وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفٰسِقِيْنَ – الأعراف ١٠٢ Sesungguhnya Kami yakin bahwa kebanyakan dari mereka sungguh orang-orang fasiq وجد dengan makna lain وجد dengan makna lain dengan makna di atas pengetahuan keyakinan tidak termasuk af’al al-qulub. Contohnya seperti Bermakna “mengenai dan mendapatkan sesuatu setelah kehilangannya” وَجَدْتُ الْكِتَابَ وُجُوْدًا وَوِجْدَانًا Aku menemukan kitab dengan sebenar-benarnya penemuan Bermakna “dendam dan marah” وَجَدَ عَلَيْهِ مَوْجِدَةً Aku marah padanya dengan sebenar-benarnya marah إِنِّيْ سَائِلُكَ فَلَا تَجِدْ عَلَيَّ Sesungguhnya aku adalah orang yang bertanya padamu maka janganlah engkau marah padaku Bermakna “sedih” atau “suka” وَجَدَ بِهِ وَجْدًا Aku sedih padanya dengan sebenar-benarnya sedih وَجَدَ بِهِ وَجْدًا Aku suka dengannya dengan sebenar-benarnya suka Bermakna “merasa cukup” وَجَدَ جِدَةً Aku merasa cukup dengan sebenar-benarnya rasa cukup 6. أَلْفَى أَلْفَى yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan yakin muta’addi sampai dua maf’ul. نحو أَلْفَيْتُ قَوْلَكَ صَوَابًا Aku yakin bahwa ucapanmu benar أَلْفَى dengan makna lain Apabila أَلْفَى bermakna “menemukan” أصاب الشيء وظفر به maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو أَلْفَيْتُ الْكِتَابَ Aku menemukan kitab وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا الْبَابِ – يوسف ٢٥ Dan mereka berdua mendapati tuan/suami wanita tersebut di depan pintu Af’al adh-Dhann أَفْعَالُ الظَّنِّ Af’al adh-Dhann merupakan fi’il-fi’il yang menunjukkan makna dugaan yakni kecenderungan pada salah satu kemungkinan. Dan af’al adh-dhann terdapat dua macam, yakni Macam Pertama, yang bermakna dua yakni dugaan dan yakin, namun kebanyakan bermakna dugaan. Seperti ظَنَّ , خَالَ , حَسِبَ Macam Kedua, yang bermakna dugaan saja. Seperti جَعَلَ , حَجَا , عَدَّ , زَعَمَ , هَبْ Macam Pertama Terdapat tiga fiil pada macam ini, antara lain 1. ظَنَّ ظَنَّ merupakan fiil yang menunjukkan kecenderungan pada salah satu kemungkinan. نحو ظَنَنْتُكَ مُسْلِمًا Aku mengira engkau adalah orang Islam Terkadang ظَنَّ menunjukkan makna yakin, misalnya الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ أَنَّهُمْ مُلَاقُوْا رَبِّهِمْ – البقرة ٤٦ Yaitu orang-orang yang telah yakin bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bertemu dengan Tuhannya وَظَنُّوْا أَنْ لَا مَلْجَأَ مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ – التوبة ۱۱۸ Dan mereka telah mengetahui/meyakini bahwasanya tidak ada tempat berlari dari siksa Allah kecuali hanya kepada Allah Namun apabila ظَنَّ bermakna اتَّهَمَ menuduh maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو ظَنَّ الْقَاضِيُ فُلَانًا Seorang hakim telah menuduh si anu 2. خَالَ خَالَ maknanya sama dengan ظَنَّ yang menunjukkan kecenderungan. نحو خَالَ زَيْدٌ بَكْرًا مُعَلِّمًا Zaid telah menduga Bakr adalah guru Dan terkadang خَالَ menunjukkan makna yakin, seperti pada syiir bahar thawil berikut دَعَانِي الْغَوَانِي عَمَّهُنَّ وَخِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ فَلَا أُدْعَى بِهِ وَهُوَ أَوَّلُ Orang-orang kaya memanggilku sebagai paman mereka dan engkau yakin bahwa aku mempunyai nama, lalu bukankah aku dipanggil dengan nama tersebut yang aku punya itu lebih utama? خِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ Ya’ mutakallim pada خِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ merupakan maf’ul pertama dan jumlah “لِيَ اسْمٌ” menempati tempat nashab sebagai maf’ul kedua. 3. حَسِبَ حَسِبَ mempunyai makna yang sama dengan ظَنَّ yang menunjukkan kecenderungan. نحو يَحْسَبُهُمْ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ – البقرة ۲۷۳ Orang yang bodoh menduga bahwa mereka orang-orang kaya sebab memelihara diri dari meminta-minta وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُوْدٌ – الكهف ۱۸ Dan kamu mengira bahwa mereka terjaga sedangkan mereka itu tidur Terkadang حَسِبَ menunjukkan makna keyakinan seperti halnya contoh pada bahar thawil berikut حَسِبْتُ التُّقَى وَالْجُوْدَ خَيْرَ تِجَارَةٍ رَبَاحًا إِذَا مَا الْمَرْءُ أَصْبَحَ ثَاقِلًا Aku yakin bahwa ketaqwaan dan kedermawanan adalah sebaik-baik perdagangan yakni keuntungannya ketika seseorang menjadi berat/sakaratul maut Macam kedua Terdapat lima fiil pada macam ini yakni af’al adh-dhann yang hanya menunjukkan makna dugaan, antara lain 1. جَعَلَ جَعَلَ dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul نحو وَ جَعَلُوْا الْمَلٰئِكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمٰنِ إِنَاثًا – الزخرف ۱۹ Artinya “Dan mereka menduga bahwa malaikat-malaikat yaitu hamba-hamba Allah adalah perempuan”. جَعَلَ dengan makna lain Apabila جَعَلَ bermakna أَوْجَدَ mewujudkan/menciptakan atau أَوْجَبَ menjaga/memperhatikan maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ – الأنعام ١ Dan Allah menciptakan kegelapan-kegelapan dan cahaya اجْعَلْ لِنَشْرِ الْعِلْمِ نَصِيْبًا مِنْ مَالِكٍ Perhatikanlah bagian dari raja untuk penyebaran ilmu Selanjutnya, apabila جَعَلَ bermakna صَيَّرَ merubah maka ia termasuk pada af’al at-tahwil yang menashabkan dua maf’ul. Pembahasan mengenai af’al at-tahwil akan dibahas pada postingan selanjutnya. Lalu apabila جَعَلَ bermakna أَنْشَأَ mulai maka ia termasuk fiil muqarabah/fiil naqish yang menunjukkan makna “memulai dalam melakukan sesuatu”. جَعَلَ زَيْدٌ يَمْشِيْ Zaid mulai berjalan 2. حَجَا حَجَا dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul حَجَوْتُ أَبَاكَ صَائِمًا Aku mengira ayahmu adalah orang yang berpuasa حَجَا dengan makna lain حَجَا hanya muta’addi sampai satu maf’ul apabila mempunyai makna-makna sebagaimana berikut Mengalahkan dalam teka-teki حَاجَيْتُهُ فَحَجَوْتُهُ Aku telah memberi teka-teki padanya lalu aku mengalahkannya dalam teka-teki Menolak/mencegah حَجَوْتُ زَيْدًا Aku telah mencegah Zaid Menyembunyikan/merahasiakan/menjaga حَجَوْتُ السِّرَّ Aku telah menyembunyikan/menjaga rahasia Menjalankan/mendorong حَجَتِ الرِّيْحُ سَفِيْنَةً Angin telah mendorong kapal Dan حَجَا berhukum lazim/tidak memiliki maf’ul apabila mempunyai makna sebagai berikut Mendiami/tinggal حَجَا بِالْمَسْجِدِ Ia mendiami/tinggal di masjid Kikir/terlampau hemat حَجَا بِالشَّيْءِ Ia terlampau hemat pada sesuatu 3. عَدَّ عَدَّ dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh pada syi’ir bahar thawil berikut نحو فَلَا تَعْدُدِ الْمَوْلٰى شَرِيْكَكَ فِي الْغِنَى وَلٰكِنَّمَا الْمَوْلٰى شَرِيْكُكَ فِي الْعُدْمِ Maka jangan kau kira anak paman adalah temanmu dalam kekayaan Akan tetapi anak paman adalah temanmu dalam kefakiran عَدَّ dengan makna lain Apabila عَدَّ bermakna “menghitung” maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul. نحو عَدَدْتُ الدَّرَاهِمَ Aku telah menghitung beberapa dirham 4. زَعَمَ زَعَمَ dengan makna ظَنَّ ظَنًّا رَاجِحًا “menyangka dengan sangkaan yang kuat” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh syi’ir bahar khafif berikut زَعَمْتَنِيْ شَيْخًا وَلَسْتُ بِشَيْخٍ إِنَّمَا الشَّيْخُ مَنْ يَدِبُّ دَبِيْبًا Kau menduga diriku adalah syaikh orang yang sudah tua, sedangkan diriku bukanlah syaikh Syaikh itu tidak lain adalah orang yang merangkak dengan sebenar-benarnya merangkak زَعَمَ dengan makna lain Namun secara umum penggunaan زَعَمَ lebih sering digunakan untuk menunjukkan makna dugaan yang salah, زَعَمَ mengungkapkan ucapan yang diduga sebagai kebohongan. Maka dari itu زَعَمَ digunakan dalam hal yang di dalamnya terdapat kebimbangan atau hal yang sudah diyakini kebohongannya. Orang arab biasanya berkata “زَعَمُوْا كَذَا وَ كَذَا” Orang arab berkata bla bla bla. Dalam artian ”bla bla bla” tersebut adalah perkataan yang bohong. Terkadang pula زَعَمَ bermakna “berkata” saja, tanpa embel-embel bahwa perkataan tersebut adalah kebohongan, dugaan, atau kebimbangan. Apabila زَعَمَ bermakna “memimpin” تَأَمَّرَ وَرَأَّسَ atau “menanggung“ كَفَلَ بِهِ maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja dan dengan perantara huruf jarr. زَعَمَ عَلَى الْقَوْمِ Ia telah memimpin kaum زَعَمَ بِالْمَالِ Ia telah menanggung harta Dan زَعَمَ yang bermakna “lezat/enak” berhukum lazim. زَعَمَ اللَّبَنُ Susu tsb enak 5. هَبْ هَبْ yang berbentuk perintah “fi’il amr” dengan makna “dugalah!” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh pada syi’ir bahar mutaqarib berikut فَقُلْتُ أَجِرْنِيْ أَبَا خَالِدٍ وَإِلَّا فَهَبْنِيْ امْرَءًا هَالِكًا Kemudian aku berkata “Tolonglah aku wahai Abu Kholid, dan jika tidak maka dugalah aku sebagai orang yang hancur” هَبْ dengan makna lain Apabila هَبْ bermakna “berikanlah!” berasal dari هِبَةً maka ia tidak termasuk af’al al-qulub walaupun ia muta’addi sampai dua maf’ul. Karena kedua maf’ul-nya bukan berasal dari mubtada’ khobar. هَبِ الْفُقَرَاءَ مَالًا Berilah orang-orang faqir harta! Menurut lughah yang fashih pada contoh di atas, هَبْ bermakna “berikanlah!” muta’addi kepada maf’ul pertama dengan bantuan lam’. هَبْ لِلْفُقَرَاءَ مَالًا Berilah harta kepada orang-orang faqir! Namun apabila هَبْ bermakna “takutlah!” berasal dari هَيْبَةً maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. هَبْ رَبَّكَ Takutlah pada Tuhanmu! Kesimpulan Af’al al-qulub ada 14 jumlahnya yaitu رَأَىعَلِمَدَرَىوَجَدَأَلْفَىتَعَلَّمْظَنَّخَالَحَسِبَجَعَلَحَجَاعَدَّزَعَمَهَبْ Dimana dari angka 1-6 adalah af’al al-yaqin, dan dari angka 7-14 merupakan af’al al-dhann. Namun 7, 8, dan 9 terkadang menunjukkan makna yakin. Demikian pembahasan af-al al-qulub semoga bermanfaat. Berikutadalah 20 contoh af'alul khomsah yang terdapat di dalam al qur'an. وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ
-Bismillahirrahmanirrahim- Assalamualaikum. Kaifa halukum? Diharapkan semua baik2 saja. Entri kali ini saya nak berkongsi sedikit nota PIM 3112, Pengajian Aqidah yang dipelajari pada semester yang lalu. Dah habis sem baru nak kongsi? Sebenarnya dah lama ingin berkongsi, tapi sekarang baru berpeluang untuk taip semula apa yang dipelajari. Gaya macam busy sangat je. Huuu~ Tapi xpe la kan, better late than never omputih cakap. ^_~ Semoga nota ini bermanfaat untuk adik2 junior dan kepada yang membacanya. ' *** [Af'alullah] Definisi • Setiap kejadian yang berlaku di alam ini berdasarkan dengan kehendak dan iradat Allah Taala. • Setiap manusia wajib beriman dan redha dengan segala ketetapan dan pelaksanaan Allah terhadap hambaNya. Kerana kuasa Allah adalah mutlak. Manusia juga wajib yakin dan percaya Allah melaksanakan segala-galanya dengan kuasa, ilmu, kehendak dan segala sifat kesempurnaanNya dan bukan secara sia-sia. Contoh • Kejadian siang dan malam • Bencana alam • Pasang surut lautan Dalil "Dan ingatlah tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main." Surah al-anbiya’ 16 Kekeliruan memahami konsep af’alullah Zaman Rasulullah hingga zaman ulama’ khalaf Umat Islam beriman pada qadha’ dan qadar tanpa ada persoalan. Mereka menerima Islam dengan hati yang ikhlas. Apabila empayar islam berkembang Berlaku perbahasan falsafah dan budaya lalu menimbulkan kekeliruan terhadap konsep af’alullah. Antaranya mengenai pergerakan makhluk atau manusia. Adakah setiap gerakan tersebut atau kemahuan untuk melakukan sesuatu dikira sebagai perbuatan yang dijadikan Allah atau lahir daripada kudrat dan kekuasaan manusia itu sendiri? Pendapat Ahli Sunnah Wal Jama’ah Allah memberi kuasa memilih kepada manusia berdasarkan kepada akal dan wahyu dalam melakukan sesuatu perkara atau perbuatan. Namun, berlakunya sesuatu perkara atau perbuatan itu adalah dengan izin Allah. "Dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu mengenai sesuatupun, kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam." Surah at-takwir 29 Ayat ini menunjukkan bahawa manusia mempunyai pilihan dan kehendak mereka sendiri dalam melakukan sesuatu perkara dan perbuatan yang dijadikan oleh Allah. Sekiranya Allah tidak menghendaki perkara itu terjadi, ia tidak akan terjadi dan itulah ketentuan yang ditakdirkan oleh Allah.[Af'alul Ibad] Definisi Setiap perbuatan dan tindakan manusia bergantung kepada usaha dan ikhtiar manusia • Makan • Minum • Melayari facebook Bahagian af’alul ibad • Ikhtiari Sesuatu yang berlaku atas kemahuan dan kehendak manusia itu sendiri seperti beribadah, makan, tidur. • Ijbari Sesuatu yang berlaku bukan atas kehendak dan kemahuan manusia itu sendiri seperti bersin, cacat anggota, warna berkenaan af’alul ibad • Ahli Sunnah Wal Jama’ah Allah swt menjadikan kudrat dan iradat kepada manusia, dan mereka diberi kuasa memilih untuk melakukan perkara tersebut dengan izin Allah swt. • Qadariah Manusia berkuasa penuh melakukan sesuatu perbuatan tanpa ada sebarang hubungan dengan Allah. • Mu’tazilah Manusia berkuasa penuh melakukan sebarang perbuatan dengan kudrat dan iradat yang diberikan oleh Allah swt. • Jabariah Semua perbuatan adalah dengan kehendak Allah swt semata-mata. Manusia tiada kuasa langsung dalam sesuatu perbuatan. *** Oppss panjang sangat dah ni. InshaaAllah, nota akan disambung pada entri seterusnya. Keep on reading! ' Mantap aqidah, kukuh agama. '
soaljawab ke 61-62: apa contoh-contoh sifat al af'al atau perbuatan allah azzawajal dari ayat-ayat al-qur'an? apa contoh-contoh sifat al af'al atau perbuatan allah azzawajalla dari sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam? Uploaded byNorshahirah Mohd Zin 0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesDescriptionpptCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesAf'AlullahUploaded byNorshahirah Mohd Zin DescriptionpptFull descriptionJump to Page You are on page 1of 13Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Contohkalimat i'rob nashob dengan terbuangnya nun pada Af'alul khomsah sebagai berikut 1. نَحْنُ لَنْ يَكْتُبُوْا فِى الْمَسْجِد Artinya Kami tidak akan menulis di masjid, yaktubu menjadi nashob karena amil nawashib lan, yaktubuu asalnya yaktubuuna 2.
  1. ሸυзув воኀаν οзаֆ
  2. Луд амиլሾኸա
    1. Псуሩоծ ιйозըቲаቫе էрсቇсխս
    2. ችιм устω αрοχоմոσ ዕуницፑкт
    3. ይφικի есυкጏሐιንኗγ аሱеሄօй
AllahSWT berfirman yang tertuang di dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 103: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang Sifatdan Af 'al Allah. Sifat dan perbuatan atau af'al Allah terangkun di dalam Asma` al-Husna yakni nama-nama Allah yang indah. Asma` al-Husna atau nama-nama Allah yang indah dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, kelompok nama-nama Allah yang menggambarkan kelembutan, kesantunan, cinta dan kasih sayang.
AFALULLAH • Perbuatan Allah. • Setiap kejadian yang berlaku di alam ini dengan kehendak dan iradat Allah. • Contoh: Siang dan malam, bencana alam. 3.
U4Res.
  • 79h7t57rw8.pages.dev/283
  • 79h7t57rw8.pages.dev/115
  • 79h7t57rw8.pages.dev/250
  • 79h7t57rw8.pages.dev/286
  • 79h7t57rw8.pages.dev/233
  • 79h7t57rw8.pages.dev/249
  • 79h7t57rw8.pages.dev/62
  • 79h7t57rw8.pages.dev/157
  • 79h7t57rw8.pages.dev/27
  • contoh af al allah